Kamis, 03 Desember 2015
Bentuk Rezeki
Sabtu, 21 November 2015
Matematika hidup
Sabtu, 14 November 2015
Pentingnya etika
Jangan mati-matian mengejar sesuatu yang tidak dibawa mati
Sabtu, 07 November 2015
Sedekah membawa berkah
Kamis, 05 November 2015
Antri
Jangan takut miskin karena sedekah
Rabu, 04 November 2015
Kesempurnaan
Ibu itu ISTIMEWA
Sedekah yang Utama
Minggu, 01 November 2015
Jangan biarkan hati menjauh
Sabtu, 31 Oktober 2015
Baca sebentar saja
Jumat, 30 Oktober 2015
Seperti Anak Panah
Rabu, 28 Oktober 2015
Nilai yang Berubah
Senin, 26 Oktober 2015
Waktu Hujan Turun
Ikhlas ala Cak Nun
Minggu, 25 Oktober 2015
Tentang Hidup, cinta dan ketidaksempurnaan
Kecoa
Renungan Pagi ini
Dan inipun akan berlalu
Senin, 19 Oktober 2015
Sedekah Warung Ikhlas
Kisah Laskar Sedekah
Sabtu, 17 Oktober 2015
Kisah pendiri sedekah rombongan
Banyak Beri Banyak Terima
Pejuang sedekah
Senin, 28 September 2015
Karena suatu hari kita akan tua juga
Ketulusan
Seperti kunang-kunang
Jumat, 24 Juli 2015
Belajar dari orang GILA
Kenapa orang gila tidak pernah stress juga menjadi pertanyaan besar dalanm benak saya. Dan kenapa orang gila juga sepertinya terlihat sehat-sehat saja?
Pernahkah kita mikir mengapa orang gika selalu sehat? Beberapa kali kita juga mikir kenapa orang gila tidak pernah sakit? Tidak pernah kan kita melihat orang gila kerokan di pinggir jalan? minum obat pakai koyo, bahkab sakit gigi sekalipun? jawabannya adalah karena mereka tidak pernah stress.
Orang gila tidak pernah sakit karena mereka tidak pernah stress. Tidak pernah berfikir macam-macam. Makanan apapun mereka makan, tidak seperti kita. Sudah ada ayam goreng masih nyari soto kambing. Sudah ada soto kerbau masih nyari pizza, gorengan,mie sapi dan lain sebagainya. Sedangkan orang gila tidak pernah minta makanan macam-macam. Makanan apapun asal namanya makanan, tetep mereka makan. Bahkan mungkin nasi basi pun juga mereka makan.
Orang gila itu ternyata lebih Qona'ah letimbang kita yang katanya berakal sehat. Mereka itu nerimo ing pangdum. Menerima apapun pemberian Allah kepadanya. Tidak pernah menuntut macam-macam. Tidak seperti kita. Sudah diberi sepeda, masih minta motor. Sudah diberi motor, masih minta mobil. Rumah sudah bagus, masih saja merasa ada yang kurang. Akhirnya beli ini beli it,renovasi ini itu ujung-ujungnya malah jadi hutang sini hutang sana demi kebutuhan tersebut. Parah!!! Nah, ketika hutangnya menggunung, jatuh sakitlah dia.
Orang gila entah mereka punya pakaian atau tidak, mereka enjoy saja. Kalau lapar makan kalau ngantuk ya tidur saja. Mereka tidak butuh tikar, kasur atau bahkan springbed. Ada banyak dari kita yang tidak bisa tidur di atas tikar. Banyak malah!
Orang gila itu jarang sakit juga karena mungkin mereka bisa selalu tersenyum dalam setiap keadaan. Nyatanya sering kita lihat orang gila yang tampak selalu tersenyum bukan? Orang yang selalu tersenyum pasti akan menebar kebahagiaan bagi sekelilingnya. Bahasa kerennya " Everything is running well", semua akan berlalu dengan baik-baik saja. Tidak akan da masalah, kalau pun ada ,dia menganggap itu sebagai hiburan yang menyenangkan. Makanya orang gila itu selalu tersenyum.
Nah, kesimpulannya adalah jika kita semua ingin selalu sehat, jadilah " orang gila". Maksud saya hiduplah dengan Qona'ah, nrimo ing pangdum dan jangan meninta yang berlebihan. Selalu berfikir positif daan selalu tersenyum. Mudah-mudahan kita semua selalu sehat. Aamiin.
Acara Sampah
Jumat, 05 Juni 2015
Cermin
Ada sebuah cerita menarik tentang sebuah cermin. Di suatu sore yang nampak seorang kakek sedang berbincang-bincang dengan cucu kesayangannya yang tepat berada di depan cermin.
Sang kakek bertanya : " Cucuku yang cantik, jika kamu bercermin di depan cermin yang jernih dan besar, kemudian melihat tepat di wajahmu yang cantik itu ada noda hitamnya, mana yang akan kamu bersihkan? Kacanya atau wajahmu?
Sang cucu menjawab pelan : " Jelas wajahku dulu yang akan aku bersihkan, Kek.
Sang kakek menimpali : " pinter cucuku."
Sang kakek terus memperhatikan gaya genit sang cucunya yang sedang beranjak dewasa itu. Sesaat kemudian, sambil tersenyum Sang kakek bertanya kembali : " Cucuku yang cantik, Kakek punya satu pertanyaan lagi. Si cucu bertanya balik dengan rasa penasaran : " apa itu Kek?"
Jika kamu punya temen yang tidak bagus perilakunya, apa yang akan kamu perbuat?". "Akan aku nasehati Kek jika perilakunya itu tidak baik buat diri dan lingkungannya". Jawab sang cucu.
Sang kakek terdiam, lalu dengan bijak berkata : " cucuku yang cantik, jadikan orang lain cerminan buat diri kita. Benahilah temenmu yang perilakunya kurang baik dengan cara membenahi dirimu sendiri menjadi lebih baik. Seperti halnya kamu bercermin tadi, bukan cerminnya yang kamu bersihkan tapi wajahmu."
Ya,orang lain adalah cerminan buat kita. Jika kita ingin mendapat sahabat yang baik maka kita dululah yang harus menjadi baik.
Selasa, 02 Juni 2015
Dendam Positif
Senin, 25 Mei 2015
Memperluas Rezeki
Yang namanya rezeki itu ternyata bisa diperluas. Caranya bagaimana? Salah satunya adalah dengan silaturahmi. Jadi dijanjikan bahwa mereka yang rajin silaturahmi rezekinya diluaskan dan umurnya dipanjangkan. Bukan saja kemuliaan umur yang bertambah tapi umurnya itu sendiri juga dipanjangkan.
Silaturahmi itu ternyata bisa memperluas rezeki kita. Menurut salah satu penelitian di Rosseto, AS penduduknya rata-rata panjang umur. Setelah diteliti ternyata bukan karena makanan atau keturunan tetapi karena mereka sering silaturahmi sering bertemu satu sama lain. Orang yang rajin silaturahmi ternyata juga awet muda karena ternyata bertemu sesama manusia itu menyehatkan. Kita boleh saja sering main komputer, main game dan lain sebagainya tapi usahakan lebih seringlah berinteraksi dengan manusia lainnya.
Menurut penelitian juga, orang-orang yang menikah lintas negara itu justru lebih sehat. Karena sesungguhnya manusia itu memang diciptakan untuk saling kenal-mengenal. Semakin kita sering bersilaturahmi semakin luas juga koneksi kita, dengan begitu pintu rezeki terbuka dengan sendirinya.
Ketrampilan observasi
Jika orang menggerakkan mata ke kiri, itu artinya dia sedang berusaha mengingat sesuatu yang sudah lewat karena otak kiri itu identik dengan daya ingat. Sedangkan jika arah matanya ke kanan itu artinya ia sedang berimajinasi karena otak kanan identik dengan kreatifitas. Ini bukan diatur tetapi sudah otomatis diberikan oleh Allah SWT.
Ketrampilan Mendengarkan
Hampir sama dengan simpatic listening. Bedanya adalah tidak sekedar mendengarkan tetapi memberi solusi dari masalah yang dibicarakan. I think what you think, i view what you view and i give you a solution.
Ketrampilan berkomunikasi
1. Speaking skill.
Adalah apa yang Anda katakan yang akan menggambarkan kepribadian Anda. Lambat atau cepatnya pengucapan suatu kata menentukan bagaimana kata itu dicerna dengan baik oleh pendengar. Bicara lambat itu perlu diterapkan ketika kita menginspirasi orang. Ketika menyampaikan inspirasi tidak bisa terlalu cepat karena nanti orang tidak bisa menangkap inti dari pembicaraan. Bicara cepat fungsinya adalah untuk memberikan spirit, motivasi, semangat dan impact serta vibrasi kepada orang yang mendengarkan. Tapi perlu diingat bahwa bicara terlalu lambat akan membuat orang jenuh, ngantuk dan tidak bersemangat atas apa yang kita sampaikan.
Adalah kapan kita harus menggunakan penekanan kata dengan nada rendah atau tinggi. Rendah maksudnya adalah bass lebih besar daripada treble yaitu ketika Anda ingin mengesankan tentang wibawa atau kharisma Anda maka gunakan penekanan suara yang agak sedikit didorong ke dalam. Sedangkan peach tinggi adalah treble lebih tinggi daripada bass yaitu ketika kita memberi instruksi ke teamwork untuk menekankan bahwa yang di sampaikan adalah hal yang penting atau urgensitas.
Adalah keras dan lemahnya suara. Volume keras biasanya digunakan pada saat kita ingin menunjukkan care-nya kita, atensi kita terhadap seseorang. Bukannya kasar tapi keras ini dalam artian supaya apa yang kita ucapkan diperhatikan oleh lawan bicara. Walau pun yang kita bicarakan bagus tapi jika suaranya lemah tidak akan didengar orang dan tidak akan ada manfaatnya.
Suara lemah atau rendah digunakan ketika kita ingin menggambarkan tentang suatu cerita yang memberikan efek renungan kepada lawan bicara. Biasanya dengan berbisik karena ada privatisasi di
Penekanan pada sebuah kata. Banyak kata yang diucapkan ketika berkomunikasi tapi tidak semua kata tersebut mampu ditangkap dengan baik oleh lawan bicara. Maka ada baiknya dari seluruh kata yang Anda ucapkan ada satu atau dua kata yang Anda tekankan dengan intonasi khusus.
Perubahan itu tidak ditentukan oleh seberapa besar pengetahuan Anda, seberapa banyak pengalaman Anda. Tapi perubahan itu ditentukan oleh sikap Anda. Sikap yang baik akan memperbaik nasib Anda dan sebaliknya.
Perlu dicatat bahwa seorang pembicara yang baik tidak hanya seorang a good speaker tapi juga a good listener.