Senin, 25 Mei 2015

Ketrampilan observasi

Ketrampilan observasi adalah kemampuan mengamati atau melihat seseorang. Dengan melakukan eye to eye contact kita bisa memberikan perkiraan sifat dan karakter orang yang kita ajak bicara. Seberapa penting kita harus mengetahui sifat dan karakter seseorang? Sangat penting karena jika kita tahu sifat seseorang maka kita akan lebih mudah menyesuaikan gaya bicara kita sehingga kita lebih mudah diterima oleh dia. Jika kita berlawanan maka akan terjadi tolak-menolak sehingga apa yang kita bicarakan tidak akan didengar oleh lawan bicara kita.


Allah SWT sudah memberikan suatu "rule of the game" atau aturan main di dalam struktur tubuh manusia termasuk mata kita. Jika gerakan mata keatas itu menandakan seseorang yang visual. Di tengah menandakan auditorial. Di bawah menandakan seseorang yang kinestetik. Orang-orang visual lebih senang jika dia berbicara dengan seseorang yang visual dengan gambar, video atau apapun yang bisa dilihat oleh dia. Orang-orang auditorial lebih senang jika berbicara dengan penekanan suara. Sementara orang kinestetik lebih mengutamakan pada perasaan walaupun hanya sekedar menepuk pundak dia akan jauh lebih respect dengan kita. Dia tidak terlalu suka dengan bahasa tubuh, dengan apa yang dibicarakan tetapi dia lebih suka dengan sentuhan dan gerakan-gerakan secara langsung.


Bagaimana jika gerakan matanya ke kiri dan ke kanan?
Jika orang menggerakkan mata ke kiri, itu artinya dia sedang berusaha mengingat sesuatu yang sudah lewat karena otak kiri itu identik dengan daya ingat. Sedangkan jika arah matanya ke kanan itu artinya ia sedang berimajinasi karena otak kanan identik dengan kreatifitas. Ini bukan diatur tetapi sudah otomatis diberikan oleh Allah SWT.


Yang menarik adalah jika seseorang ditanya tentang sesuatu yang sudah lewat tetapi gerakan matanya ke kanan, itu artinya ia sedang berbohong. Demikian juga ketika kita menanyakan cita-cita tetapi gerakan matanya ke kiri, itu artinya ia juga sedang berbohong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar