Sabtu, 31 Januari 2015

Botol

Anda tahu botol bukan?
Mungkin sepintas tidak bernilai jual, tapi coba diisi air putih, harganya mungkin 5 ribu. Coba isi dengan jus, harganya mungkin jadi 10 ribu atau lebih. Coba isi dengan madu terbaik, harganya bisa jadi ratusan ribu. Coba isi dengan minyak wangi paling harum, harganya mungkin jadi jutaan.


Tapi coba isi dengan air got atau air comberan, tidak akan bernilai bahkan mungkin langsung dibuang karena menjijikkan. Yap, karena apa yang masuk ke dalam botol adalah apa juga yang akan keluar darinya.

Kita sebagai manusia juga seperti botol. Bukan botolnya ( sekali pun ada harganya ) yang memberi "harga atau nilai" pada diri kita. Tapi karakter dan isi yang ada pada diri kita. Boleh-boleh dan sah-sah saja mempercantik diri tapi akan lebih baik mempercantik karakter dalam diri kita dari hari ke hari. Karena itu yang akan menentukan bobot dari kehidupanmu.

Suara kecewa

Sama seperti kebanyakan dari kalian, dulu saya membayangkan negeri ini menjanjikan masa depan yang lebih baik, lebih indah. Hingga sampai saat ini saya masih sangat terpukul karena ternyata pekerjaan yang saya kerjakan adalah pekerjaan kelas kuli, pekerjaan kasar. Bagi saya, keindahan negeri ini hanya bisa saya lihat, bukan untuk dinikmati. Seperti orange, kadang terlihat begitu manis dari luar tapi dalamnya begitu asam. Satu-satunya alasan kenapa saya melakukannya adalah karena mereka harus hidup layak di usia tua, ayah ibuku.

Dan dari itu semua saya belajar banyak hal. Dari rasa kecewa iti sendiri saya belajar bahwa sesuatu hal itu memang harus diperjuangkan, tidak cukup hanya diminta lewat lisan.  Dan dari rasa yang sama, saya juga belajar bahwa seseorang yang pergi dari hidup kita itu bukan karena benci, tapi lebih sering karena kecewa.

Lantas, dari mana rasa kecewa itu ada? Jawabnya diri kita sendiri. Kita mungkin terlalu menaruh harapan pada suatu hal untuk bisa berjalan sesuai yang kita inginkan. Dan ketika semua menjadi berseberangan dengan harapan itu sendiri, rasa kecewa itu muncul ke permukaan. Ya, akan selalu ada kecewa di setiap harapan. So, jalani saja dengan memberi yang the best dari diri kita.



La Tahzan, innallaha ma ana.

Jumat, 30 Januari 2015

Banyak anak banyak rezeki

Anak memang dilahirkan lengkap dengan jodoh, ajal dan rezekinya. Tapi benarkah, banyak anak banyak rezeki?

Saya sendiri setuju dengan filosofi ini. Karena bagi saya, anak itu sendiri adalah bagian dari rezeki. Jadi tidak boleh dibatasi. Tapi dengam syarat orang tuanya harus bisa menjamin keperluan hidupnya agar tumbuh menjadi manusia berkualitas. Anak jangan ditolak karena ia adalah titipan. Tinggal bagaimna kita mendidiknya dengan baik karena akan terasa saat kita tua nanti. Merekalah tempat kita menggantungkan hari tua kita nantinya. Anak juga merupakan investasi dunia akhirat. Investasi dunia karena merekalah penerus kita. Investasi akhirat karena mereka yang akan mendoakan kita ketika telah tiada. Bukankah salah satu amal yang tidak terputus adalah doa anak yang sholeh?



Banyak anak banyak rezeki bagi orang dulu ada benarnya juga. Karena kebutuhan mereka belum sekompleks orang jaman sekarang. Orang dulu sudah puas kalau kebutuhan primernya terpenuhi. Tapi orang sekarang bukan cuma kebutuhan primer yang harus dipenuhi tapi juga kebutuhan pamer yang sebenarnya tidak penting. Orang dulu bisa makan aja sudah cukup, orang sekarang mau makan aja pamer, harus difoto dulu.hhhh

Di jaman modern seperti sekarang ini, orang tua harus pintar mengatur keuangan keluarga agar kualitas hidup anak-anak terjamim dengan baik. Ngomongin anak tidak bisa dilepaskan dari masalah kependudukan. Indonesia sebagai negara berpenduduk terbanyak keempat didunia sudah mulai menjalankan perencanaan kelahiran. Menurut saya tidak perlu karena Tuhan itu Maha Adil, negara yang luas pasti penduduknya banyak. Terlepas dari semua masalah itu, saya berharap keluarga Indonesia bisa menjadi keluarga yang bijak. Saya tidak mempermasalahkan setiap keluarga akan punya anak berapa. Yang terpenting Anda bisa bertanggung jawab pada anak yang Anda hasilkan.

Ibu yang melahirkan paling banyak di dunia dipegang oleh petani Rusia yang melahirkan 57 anak dalam 21 persalinan. 4 pasang kembar 4, 1 pasang kembar 3, 10 pasang kembar 2 dan sisanya satu-satu. Di Indonesia, rekor MURI dipegang oleh perempuan asal Sragen yang melahirkan 26 anak. 17 hidup 8 kali keguguran dan 1 meninggal. Mempunyai banyak anak dalam satu pernikahan aflah keniscayaan. Tapi apakah lantas banyak anak banyak rezeki?


Hasil sebuah survey menyimpulkan bahwa di negara maju kekayaan mengalir dari orang tua ke anak. Sedangkan di negara berkembang, kekayaan mengalir dari anak ke orang tua. Inilah kemungkinan yang menjadi penyebab di negara berkembang lahir prinsip banyak anak banyak rezeki.

Sekali lagi, mau punya anak berapa pun itu hal. Tapi perlu diingat dalam hak ada tanggungjawab. Anak ibarat sebuah benih tanaman yang akan tumbuh dengan baik atau sebaliknya tergantung pada kebun dan tempat menanamnya. Dan tergantung pemilik bagaimana merawat dan memeliharanya.

Perlu diingat juga bahwa "banyak anak banyak rezeki" adalah kalimat yang belum titik karena masih ada terusannya. Lengkapnya " banyak anak banyak rezeki yang harus dicari orang tuanya untuk membesarkannya agar kelak menjadi manusia yang cerdas dan berbudi luhur." Anak adalah buah cinta yang jangan sampai berubah menjadi buah derita dan petaka dalam kehidupan berrumah tangga. Semoga kita semua mempunyai anak yang Qurrota Ayyun. Aamiin.

Gaya hidup

Menikmati senja hari ini membuat saya bersyukur karena itu selalu membuat perasaan jadi lebih baik. Namun, di jaman modern seperti sekarang ini orang cenderung mengikuti keinginan mereka untuk hidup serba instan.




Kebanyakan dari kita mengukur kebahagiaan dengan banyaknya harta benda atau materi. Gaya hidup ala artis yang begini ini yang membuat kita selalu lebih besar pasak daripada tiang. Artinya kita terlalu memaksakan keinginan yang sebetulnya tidak perlu. Atau mungkin kita yang tidak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Yap, karena gaya hidup yang selalu membuat gaji atau penghasilan selalu kurang.




Sebagai contoh begini. Banyak dari kita yang baru masuk dunia kerja saja sudah gaya kredit motor dengan angsuran sekian ratus ribu per sekian bulan. Dengan demikan uang yang seharusnya bisa digunakan untuk hal yang lebih penting harus lewat begiti saja untuk bayar angsuran. Alhasil, belum sampai gajian berikutnya banyak dari kita yang sudah gelagapan. Kadang malah masih banyak yang katanya kerja tapi masih minta orang tua. Apa tidak malu? Lha katanya sudah kerja? Seharusnya setelah masuk dunia kerja, meskipun belum bisa ngasih uang ke mereka, paling tidak sudah tidak minta uang sama mereka.






Bukankah Rosulullah SAW mengajarkan kita untuk hidup sederhana. Karena dalam kesederhanaan itulah kita bisa merasakan indahnya hidup. Syukuri apa yang ada dan jangan menuntut apa yang tidak ada. Wajar saja punya keinginan. Tapi perlu diingat juga bahwa semua keinginan itu harus Anda perjuangkan dengan bekerja lebih giat lagi dan lagi.








Lihatlah ke bawah untuk urusan dunia, agar Anda bisa bersyukur. Lihatlah ke atas untuk urusan akhirat, agar Anda lebih bisa termotivasi. Tetaplah sederhana meski Anda sudah banyak harta. Kelebihan harta yang Allah SWT berika kepada Anda jangan digunakan untuk meningkatkan gaya hidup tetapi hendaknya Anda menjadi manusia yang lebih dermawan. Jangan pernah lupa juga bahwa di dalam harta itu selalubada hak orang lain yang harus ditunaikan.







Orang kaya yang sebenarnya adalah mereka yang mampu hidup sederhana dalam keberlimpahan mereka. Sedikit apapun uangnya akan cukup jika digunakan untuk hidup. Tapi sebanyak apapun uangnya tidak akan cukup jika digunakan untuk memenuhi gaya hidup. Ingat, tekanan selalu berbanding lurus dengan gaya. Jika hidup Anda banyak tekanan itu mungkin karena Anda kebanyakan gaya. So, be modest.

Garis tanpa putus

Apa rasanya menemukan garis lintang titik kehidupan?
Apa rasanya menemukan titik yang kau sebut sebagai alasan untuk pulang?
Pada hari di mana mungkin cintamu terabaikan,
Pada hari di mana cintamu mungkin harus bertepuk sebelah tangan,
Pada hari di mana seseorang memberimu harapan tapi bukan dirimu yang diharapkan,
Pada hari di mana seseorang yang berjanji untuk bersamamu, bersiap meninggalkanmu,
Pada hari di mana seseorang yang memaksamu berjuang, akhirnya memintamu menyerah,
Pada hari di mana sepertinya kau tidak ditakdirnya untuk bersama orang yang kau cinta,
Pada hari di saat kamu yakin dia harus menjadi masa lalumu.
Jangan pernah ada tanggal yang kau silang sebagai hari bersejarah saat luka juga kau undang.
Hingga malammu tak lagi pernah manis karena seisi kamarmu terisi oleh tangis.

Percayalah,
Akan selalu ada pengganti untuk jiwa yang hilang.
Aamiin kan saja keindahan rahasia Sang Pencipta.
Tidak akan ada yang tahu tentang hari esok, cukup pejamkan mata dan nikmatilah hari ini.
Angan terlalu tajam untuk kau telan buru-buru.
Bersyukurlah, karena setidaknya ia telah berlalu darimu hari ini.
Dan semoga nanti, kau akan disatukan sebagai garis yang tak terputuskan bersama pribadi baru.
Aamiin

Menjemput Rezeki

"Mencari rezeki, mencari ilmu mengukur jalanan sendirian. Begitu terdengar suara adzan, kembali tersungkur hamba."

Ini adalah sepenggal kisah tentang perjuangan seorang Bapak yang tak pernah menyerah rezeki Tuhannya.

Setengah jam menjelang adzan dzuhur, dari jauh mata saya menangkap sosok tua dengan pikulan yang membebani pundaknya. Dari bentuk pikulan yang dipikulnya, saya hapal betul apa yang dijajakannya. Penganan langka yang menjadi jajanan kegemaran saya semasa kecil. Segera saya hampiri dan benarlah, yang dijajakannya adalah kue rangi. Terbuat dari sagu dan kelapa yang setelah dimasak, dibumbui gula merah yang dikentalkan.

Satu yang paling khas dari kue ini, selain bentuknya yang kecil dan murah, penjualnya kebanyakan adalah mereka yang sudah berusia lanjut.
" tiga puluh tahun sudah Bapak jualan kue ini." Akunya pada saya yang tidak hisa menyembunyikan kegembiraan karena bisa menemukan jajanan mssa kecil ini. Sebab sudah sangat langka penjual kue ini. Kalau pun ada, sangat jarang yang masih pakai pikulan dan pemanggang yang menggunakan bara arang sebagai pemanasnya. Tiga jam setelah berkeliling, baru saya lah yang menghentikannya, akunya lagi. "Kenapa Bapak tidak mangkal saja agar tidak lelah berkeliling?. Iba saya sambil menerka usianya yang sudah diatas 50 tahun. " Saya tidak pernah tahu di mana Allah SWT menurunkan rezeki. Jadi saya tidak bisa menunggu di suatu tempat. Dan rezeki itu memang bukan untuk ditunggu, harus dijemput karena rezeki tidak ada yang mengantar." Jawabnya panjang. Dan beruntung saya bisa mendapatkan petuah bijak yang tidak saya minta, tapi sarat makna.

" Setiap langkah kita dalam mencari rezeki ada yang menghitungnya. Dan jika kita ikhlas dengan semua langkah yang kadang tidak menghasilkan apa pun itu, hanya ada dua kemungkinan. Jika tidak Allah SWT mempertemukan kita dengan rezeki di depan sana, biarlah langkah itu menjadi tabungan amal kita di akhirat nanti. Dan satu hal yang pasti bahwa rezeki iti sudah ada yang mengatur dan aturannya jelas, Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya." Lagi kalimat petuah meluncur deras meski parau terdengar suaranya.




" Tapi Bapak kan sudah tua untuk terus tetap memikul dagangan ini?." Pancing saya agar terus keluar untaian hikmahnya. Benarlah saja, ia memperlihatkan bekas hitam di pundaknya yang mengeras. " Pundak ini, juga tapak kaki yang pecah ini akan menjadi saksi di akhirat nanti bahwa saya tidak pernah menyerah menjemput rezeki Allah SWT."





Sudah semestinya keluarga, istri dan anak-anak yang dihidupinya dengan kue ini berbangga memiliki penjemput rezeki seperti Bapak ini. Tidak semua orang memiliki bekas dari sebuah pengorbanan menjalani kerasnya kehidupan hanya untuk mencari rezeki yang halal bagi keluarganya. Tidak semua orang harus melalui jalan panjang, panas terik, deras hujan bahkan tajamnya kerikil hanya untuk membuka harapan esok pagi. Tidak semua orang harus teramat sering menggigit jari menghitung hasil yang kadang sering tidak seimbang dengan deras peluh yang berkali-kali harus dibasuhnya sepanjang perjalanan. Dan Bapak ini, termasuk bagian dari yang tidak semua orang itu. Yang Allah SWT tidak akan salah menjumlah seluruh langkahnya, yang takkan mungkin lupa menampung setiap peluhnya dan kemudian mengumpulkannya sebagai tabungan amal kebaikan sebagai penghapus dosa-dosanya.




Apapun pekerjaan Bapak-bapak kita masing-masing, percayalah bahwa mereka tidak akan pernah menyerah menjemput rezeki Allah SWT untuk kita. Yang mungkin hasil jerih payah itu sering kita habiskan hanya untuk membiayai semua kenakalan-kenakalan kita.
Rasa tanggungjawab dan semangatnya akan tetap menjadi inspirasi tersendiri bagi saya.
" Dan apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kalian beruntungm" ( Qs. Jumu'ah 10 )

Selasa, 27 Januari 2015

Mereka

Sinar itu,
Sinar yang menandakan dunia masih berjalan.
Cahaya itu yang selaluembuatku berkata : "hai, aku masih di dunia".
Inilah di saat Tuhan terus memberikan waktu untuk terus memuja-Nya di saat kehidupan akan dimulai.
Kemarin, hari ini dan esok akan terus sama. Dan setiap waktu harus dilewati dengan baik karena waktu tak akan menunggu kita atau kembali.
Angin yang bernapas dan menghembuskan ketenangan, meyakinkanku bahwa hari ini akan menjadi luar biasa.



Di sinilah aku bercermin.
Berdoa dan bersyukur akan kemegahan dunia.
Aku dapat menggambar kejeniusan, kewibawaan dan keberanian yang membuatku merasa berjiwa.
Terimakasih cermin,
Refleksimu tetap mengingatkanku pada wajah-wajah jenius, wibawa dan berani itu
Dan terkadang aku lupa dengan wajahku sendiri.



Dalam sukaku dan renungku,
Kehadiran merekalah yang membuatku tetap berpijak dan selalu mengundangku dalam kebahagiaan.
Juga selalu membantuku menggenggam seluruh permasalahan-permasalahan dunia.
Asaku tetap seperti pensil yang selalu ku tajamkan, tidak seperti keputusasaan yang terlihat dari mata orang-orang yang selalu melihat ke bawah.
Dan peranku adalah melengkapi harapan mereka dan mengubahnya menjadi senyuman.



Tapi beginilah aku dengan  banyak kekuranganku.
Tapi lihatlah juga mereka, sahabat dan keluarga. Merekalah bukti bahwa harapan itu masih terus ada.
Kalian adalah alasan satu-satunya kenapa aku masih berdiri tegap menatap masa depan.
Terimakasih telah meletupkan semangatku setiap saat.

Ana uhibbuki fillah

Antara cinta dan realita
Antara kesempatan dan tanggungjawab
Ana uhibbuki fillah.

Bismillahirrohmanirrohiim.

Kau seperti bintang yang tak dapat ku raih.
Layaknya matahari yang tak dapat lama ku pandang.
Tapi kau juga seperti angin yang memberi kesejukan hati.
Dan inginku adalah merajut kisah hidup ini menjadi indah bersamamu.
Hai bidadari di sana,
Ijinkan aku menikahimu dengam mahar iman dan takwaku pada Allah SWT.

OT : Jadi kamu yang bernama Haikal yang mencari tahu alamat rumah ini kemarin?
D : benar pak. Saya Haikal. Haikal Fajar Amrullah.
OT : Lalu apa maksud kedatanganmu kemari?
D : kedatangan saya kemari adalah karena saya jatuh cinta kepada anak bapak. Dan saya meminta izin kepada bapak untuk menikahkan kami.
OT : yakin kamu? Kamu punya apa untuk menikahi anak saya? Kamu sudah bekerja? Punya rumah apa tidak? Mau dikasih makan apa nanti anak bapak sama kamu?
D : saya memang hanya kuli pak. Tapi tabungan saya cukup untuk menikah. Dan saya akan lebih giat mencari nafkah. Bukankah Allah SWT adil pak dalam memberi rezeki baik kepada yang sudah menikah atau belum?
OT : bapak paham. Tapi kalian itu masih muda dan biasanya yang seumuran kalian itu cuma pacaran. Coba deh berpikir rasional.
D : sama seperti bapak, saya adalah seorang muslim. Saya berani datang kesini bermulakan keimanan dan keyakinan. Bagi saya, cinta adalah amanat terberat yang jika salah saya gunakan malah akan menjadi azab bagi diri saya sendiri. Saya tidak ingin cinta ini dinodai oleh nafsu. Saya ingin cinta ini terbingkai dalam syari'at, yakni dengan ikatan pernikahan. Jika bapak didatangi pemuda setelah saya yang mengatakan ingin menjadi pacar anak bapak , apakah dengan alasan sama-sama masih muda, bapak rela anak bapak membina hubungan maksiat tersebut? Apakah bapak tidak ingin melindungi anak perempuan bapak dari para pemuda di luar sana yang belum tentu memiliki jiwa tanggungjawab? Dan menikahi anak bapak adalah pemikiran paling rasional buat saya.
OT : baiklah, kamu datang lagi bersama walimu. Inshaallah kita akan memulai proses ta'aruf. Dan jika putri saya setuju, maka saya sudah tidak punya lagi alasan untuk menghalangi kalian bersatu atas nama cinta.


Dan hari itu tiba, suatu hari di mana aku dan kamu berikrar di hadapan Allah SWT. Inilah yang akan menjadi bukti cinta yang sesungguhnya dariku untukmu. Yang tidak hanya sebatas kado pemberian, coklat atau bunga hingga syair pujangga lain yang terangkai.

Berdasarkan firman Allah SWT
" Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan mengkayakan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) dan Maha Mengetahui". (Qs.An Nuur 32)



Menikahi orang yang kita cintai adalah pilihan. Mencintai orang yang kita nikahi adakah kewajiban.
(Sa'id Rosyadi)

Dari film pendek dengan judul yang sama. Terimakasih team kreatifnya, semoga meninspirasi banyak anak muda. Kalau gentle datangi orang tuanya bukan mengajaknya pacaran.

Anak Kecil

Ngomongin anak kecil, membuat saya harus setuju dengan beberaoa teman yang memang lebih banyak menghabiskan hidup mereka bersama anak-anak. Dari catatan mereka, anak kecil itu inspiratif bagi orang-orang dewasa seperti kita. Anak kecil punya banyak sifat yang baik.




Pertama,
Anak kecil itu "apa adanya."
Mau cakep, mau cantik, mau jelek, mereka bisa menjalani hidup dengan tertawa. Tidak seperti orang dewasa, apalagi yang jelek.  Karena orang yang jelek biasanya susah tertawa dan meskipun sudah tertawa tetap saja terlihat jelek. Tapi jangan minder jadi orang jelek. Jadilah diri sendiri yang apa adanya. Ok?



Kedua,
Anak kecil itu "imajiner".
Pernah ga mikir jika anak kecil bisa membuat sesuatu sesuaibimajinasinya?. Ingat, imajinasi lebih dari sekedar logika. Imajinasi bisa membawa Anda kemana saja yang Anda mau. Tapi logika hanya membawa Anda dari A ke B, C, D dan seterusnya. Bagi anak kecil, kardus bisa jadi mobil-mobilan bagus. Anak kecil duduk di kardus bisa serasa naik sedan. Kalau orang dewasa naik kardus bisa dikira orang edan. Anak kecil naik batang pisang bisa jadi seperti naik kuda. Kalau orang dewasa naim batang bisa dikira orang gila. Anak kecil pakai saring di kepala sudah serasa jadi ninja. Kalau orang dewasa pakai sarung di kepala disangka mau maling. Itulah imajinasi.
Imajinasi membuat banyaknorang lebih kreatif. Ngomongin krearif, menurut teman saya jadilah kreatif tapi jangan? gampang terbawa arus perkembangan jaman. Jadilah orang yang sangar selektif. Misalnya begini, ketika Anda ingin mengganti hp atau motor pilihlah waktu yang pas. Pas hp atau motornya ditinggal sama yang punya. Wkwkwkwwk (jangan ditiru).




Ketiga,
Anak kecil itu "tulus dan tanpa pamrih".
Untuk tertawa lepas misalnya, anak kecil tidak perlu aba-aba. Orang dewasa tertawa nunggu ada sesuatu yang lucu. Menurut survey, anak kecil dalam sehari rata-rata tertawa sebanyak 300 kali. Sedangkan orang tua atau orang dewasa hanya tertawa sebanyak 3 kali sehari. Tapu bagi manusia dewasa jangan mencoba tertawa 300 kali sehari jika Anda tidak ingin di sebut gila.




Keempat,
Anak kecil itu "pemaaf".
Anak kecil bukanya tidak pernah berantem, sering malah. Tapu hal itu tidak akan pernah berlangsung lama. Hari ini berantem, besok ketemu dengan modal jari kelingking saja sudah bisa kembali akur dan main bareng lagi. Nah orang dewasa?




Tirulah anak-anak tapi jangan pernah kekanak-kanakan.

Kesederhanaan

Assalamu'alaikum.



Satu cerita tentang si kaya yang bijaksana. Pak Handoyo namanya. Seorang pengusaha kaya yang selalu mengajarkan keluarganya tentang hidup sederhana. Meski begitu, pergaulan anaknya dengan temannya yang berlatar belakang sama kaya, membuatnya khawatir. Ia takut sang anak akan terpengaruh dengan pemikiran bahwa kekayaan adalah segalanya. Maka, ia mencoba memberi pandangan berbeda kepada putranya yang beranjak dewasa itu.




Saat liburan sekolah tiba, ia mengajak anaknya ke desa untuk melihat pemandangan pedesaan yang jauh berbeda dengan perkotaan. Sang anak melihat hamparan sawah yang luas dan rumah-rumah penduduk yang seukuran garasi rumahnya. Melihat anaknya terkesima, Pak Handoyo lalu berkata : "lihat nak, rumah-rumah ini jauh lebih kecil dari rumah kita, tapi apakah kamu bisa melihat seberapa kaya mereka?." Sang anak mengangguk lalu menjawab : "iya ayah. Kita punya satu anjing mereka punya banyak sapi. Kita punya kolam renang mereka punya sungai yang besar. Kita punya lampu antik di rumah, mereka setiap malam bisa melihat bulan dan bintang."
Sang anak lalu melanjutkan : " oh , tidak hanya itu kekayaan mereka. Saat kita membeli bahan makanan, mereka menanam dan memanen sendiri. Aku punya mainan, mereka punya banyak teman. Kita dilindungi dengan pagar yang tinggi dan kokoh, mereka punya tetangga yang saling menyapa. Kita punya tetangga yang punya anak seumuran denganku tapi aku tidak pernah bertemu mereka. Mungkin kita kaya, tapi hidup bukan tentang semua kekayaan itu."




Sang ayah tersenyum lalu menyimpulkan : " bukan uang yang membuat kita bahagia tapi kesederhanaan yang mereka miliki yang mampu membuat seseorang merasa bahagia. Seperti senyuman, keluarga, solidaritas, keterbatasan, kerja keras dan sosialitas. Hal itulah yang harus kamu pelajari sejak muda."




Kemapanan memang bisa mencukupi kita, namun hidup tidak selalu tentang kemapanan. Jangan lupa untuk terus berbagi dan mengasihi. Hidup akan terasa hampa jika kita hanya memikirkan target kerja dan materi tanpa diimbangi dengan tawa bahagia mereka yang kita sayangi.


" Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkannya. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya." (Qs. Al-Isra 30 )



Wassalamu'alaikum.

Senin, 26 Januari 2015

Cantik itu...

Apa yang pasti?
Kecantikan pada paras rupa akan pudar ditelan usia. Jika ku letakkan cinta itu pada kemulusan kulit wajahnya, kasihanlah dia. Dia pasti tertekan setiap kali ditumbuhi jerawat.
Jika ku letakkan cinta pada ramping pinggangnya, niscaya dia enggan beranak karena takut gemuk.
Dan akhirnya aku yang kasihan. Hmmm...

Jangan bimbang wahai calon bidadariku. Cintaku bukan di situ. Bagiku, wajah hanyalah sekeping kulit yang dilekatkan. Hakikatnya semua orang sama saja jika sekeping kulit itu dimamah tanah di dalam liang lahat.

Islam mempunyai tolak ukur tersendiri untuk menilai kecantikan yang sebenarnya. Sudah tentu pada agama dan akhlak. Sabda Rosulullah SAW, " sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya." ( Hr. At-Tbabrani)


Kecantikan seorang wanita tidak sama tafsirannya. Orang budiman dan beriman menilai kecantikan pada budi pekerti dan akhlak. Pemuja hedonisme dan materialisme memfokuskan kecantikan pada wajah dan daya tarik seksual. Tinggal mau jadi yang mana???

Memaknai cinta

" tiada yang salah dari mencintai seseorang. Bagian tersalahnya adalah ketika kamu tidak berharap kepada-Nya."

Aku
Kamu
Allah dan cinta-Nya.


Banyak orang yang saling jatuh cinta, namun salah dalam berharap. Sehingga sakit hati yang akhirnya ia rasakan. Jangan salahkan cinta jika harapanku tak terbalas. Coba periksa kembali hati, apakah kamu sudah benar menaruh harapan?


Cinta yang benar adalah cinta seseorang yang ditujukan kepada Tuhan nya.
Tempat yang benar untuk menaruh harapan adalah yang ditujukan kepada Tuhan nya.

Jadi, jika kau mencintai seseorang, baiknya kau taruh harapanmu kepada Allah.
Maka tak akan ada rasa kecewa.
Bukankah Dia tak pernah menghancurkan harapan seorang hamba yang menaruh harapan padanya?

Coming soon

Sabar
Tunggu
Sebentar saja.

Allah hanya ingin membuatmu sedikit menunggu
Sedikit bersabar
Dan sedikit merasa sendiri.

Suatu saat
Di waktu yang paling tepat,
Akan ada ruang jemari yang kuat
Yang akan menggenggam ruang kosong di jemarimu.
Aku.

Ada saat,
Di mana aku dan kamu saling menyematkan selingkar cincin di sela jemari kita.
Coming Soon!!!

Berkah Sedekah

Assalamu'alaikum

Selamat sore saudaraku yang hebat. Mari sejenak merenung tentang sedekah. Sejauh mana keikhlasan kuta memberikan apa yang menjadi hak mereka yang Allah titipkan kepada kita semua. Jangan sampai karena ketamakan kita, akhirnya apa yang menjadi hak mereka itu diambil paksa dengan cara yang pedih dari kita karena kita tidak mau menunaikannya. Hal itu sebagai tamparan agar kita sadar. Dan itulah apa yang sering kita sebut dengan "kehilangan."



Dahsyatnya berkah di balik kekuatan sedekah. Seperti kisah yang pernah terjadi di Surabaya. Seorang pedagang nasi dan istrinya tergerak hatinya untuk menyedekahkan seluruhbuang, seluruh uang tabungannya yang berjumlah satu juta. Hanya satu juta. Uang tersebut rencananya akan digunakan untyk membayar kontrakan rumah, rekening listrik, biaya sekolah anak-anakdan lain-lain. Akan tetapi dengan segala keikhlasan mereka menyedekahkah seluruh uang tersebut. Uang yang bagi mereka sangat besar dan sangat berarti karena menyangkut keberlangsungan hidup mereka.

Satu minggu berlalu tidak ada jawaban terhadap sedekah yang mereka keluarkan. Dua bulan kemudian mereka mulai goyah dengan keyakinannya tentang sedekah. Sebab uang tersebut adalah satu-satunya cadangan yang mereka punya untuk kelangsungan rumahtangganya. Istrinya sempat ingin meminjam uang kepada tetangganya, namun suaminya melarang. Tidak lama kemudian, pedagang nasi itu ditunjuk sebagai koordinator katering yang setiap hari dia mendapat order 30 juta rupiah. Lalu tak lama setelah itu pedagang nasi otu telah menandatangani kontrak yang jumlahnya sangat banyak.




Sebagai wujud rasa syukur, ia memberangkatkan 13 anggota keluarga besarnya untuk beribadah haji dan sedekah tetap mereka jalankan karena mereka meyakini bahwa rezeki yang mereka dapatkan adalah berkah dari sedekah yang mereka berikan dari cadangan uang satu-satunya yang mereka miliki itu. Tidak mudah memang bagi siapa pun menyedekahkan uang yang begiti dibutuhkan. Tapi kisah pedagang nasi satu ini menjadi bukti bahwa kekuatan sedekah dapat mengangkat harkat, martabat bahkan menembus langit.



Seperti di sebutkan dalam ayat Al-qur'an berikut : " katakanlah, sungguh Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki diantara hamba-hamba-Nya. Dan apa saja yang kamu infaqkam, Allah akan menggantikannya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik." (Qs. Saba 39)




Wassalamu'alaikum.

Ombak

Ku katakan pada ombak
Aku di persimpangan.
Namun ombak tetap saja menghempas pantai.

Ku katakan pada ombak
Ku biarkan waktu berlari meninggalkan diri ini.
Ku katakan pada ombak akan kebingunganku
Namun ombak tetap menghempas jua.

Dan kini, mengertilah aku
Mengapa ombak tetap setia mengunjungi pantai.
Kini, mengertilah aku
Setiap masalah pasti ada titik temu.

Sering kali kita menempuh lautan hidup dan terpaksa bermain ombak yang menempatkan kita di pusaran gelombang.
Keep istiqomah saja di jalan kebaikan.