Senin, 28 September 2015

Karena suatu hari kita akan tua juga

Jangan menjadi terlalu angkuh untuk mengakui besarnya pengorbanan orang tua. Mungkin saja mereka tidak selalu menuruti atau mengiyakan semua keinginanmu, tapi justru disitu ada bentuk sayang mereka ke kita yang mingkin logika kita belum bisa menjangkaunya. Kita bisa bermain-main dengan melucu atau manis tapi ingat di mana tempatnya. Sombong dan angkuh juga boleh tapi lihat tempatnya. 


Coba pikirkan kembali berapa banyak hasil keringat mereka yang hanya kau sia- diakam untuk membiayai semua kenakalan-kenakalanmu? Hanya karena kecewa permintaanmu ridak menemui kata iya. Mereka merawat kalian sampai detik ini, berapa banyak kerepotan yang kalian berikan? Kemarahan mereka yang kadang meledak adalah bukti perhatian karena tidak ingin terjadi sesuatu yg buruk terhadapmu.


Jika kau punya impian yang berseberangan dengan  keinginan mereka, coba katakanlah dengan bahasa yang baik. Anakmu juga punya keinginan sendiri, punya impian sendiri yang akan ku kejar sampai berhasil. Belajarlah berterima kasih, berterima kasih kepada Ibu-Bapak atas kehidupan.


Kenapa harua hormat kepada Ibu-Bapak? Karena suatu hari kita juga akan menjadi tua. Belajarlah rendah hati karena menjadi orang tua tidak bisa mengharapkan anak untuk memberikan berapa kepadanya, hanya bisa mengusahakan yg terbaik dengan harapan anak-anak bisa lebih baik hidupnya dari pada dirinya.


 Mengejar impian tidak boleh menjadi alasan hilangnya perasaan kepada orang tua.



Ketulusan

Selalu mencari kalian, 
Tapi aku tak pernah berterimakasih
Sampai menjadi dewasa,
Baru menyadari betapa tidak mudahnya kalian.


Setiap kali pergi selalu kalian terlihat pura-pura santai
Tersenyum sambil berkata "kembalilah" dan berbalik menyembunyikan air mata


Kurindukan tangan kalian yang hangat menggandengku
Tapi kalian tidak ada di sisiku, ku titipkan pada angin rindu ini.



Waktu-waktu melambatlah,
Jangan biarkan kalian menjadi tua.
Saya akan lakukan apapun untuk memperpanjang usiamu.
Apakah aku kebanggaannu?
Masihkah khawatir padaku?
Anak yang dulu kalian gandeng sudah dewasa.


Waktu-waktu melambatlah,
Jangan biarkan kalian menjadi tua.
Saya mau menggunakan hidupku agar kalian berbahagia.
Kalianlah orang tua tercintaku,
Apa yang bisa ku lakukan untuk kalian?
Ambillah semua perhatianku yang tidak memadai ini.

Terima kasih di perjalanan ini ada kalian.
Terima kasih.


Suaramu dan semua cara kalian tampil memberikan sebuah semangat baru setiap harinya ke diriku sendiri. Aku tak perlu mencari seseorang yang sempurna bagiku, karena kesempurnaan itu adalah kalian. Kalian adalah impian, kalianlah yang mewakili semua yang aku cari selama ini. Sebuah keteladanan!!!

Seperti kunang-kunang

Kunang-kunang terbang perlahan
Diterpa angin musim panas yang berhembus
Anak yg takut gelap, tidurlah nyenyak
Biarkan kunang-kunang yang bersinar digelap malam.

Badan kecil yang berkialauan di keheningan malam
Memberi arah bagi yg berjalan di dalam gelap
Hidup yang singkat rajinlah bersinar
Buat dunia yang gelap penuh dengan harapan.

Kunang-kunang terbang perlahan
Hatiku masih mengejar lampu-lampu kota yang bersinar kemilau
Masihkah ada yang mengingat sinarmu?



Jadilah seperti kunang-kunang yang meskipun kecil tapi mampu bersinar terang. Meski dalam hal sesederhana apapun, kau mampu menebar kebahagiaan bagi sekitar. Jangan pernah menunggu, selama yang kau lakukan adalah kebaikan, orang-orang pasti akan mendukungmu.


Mencintai seseorang itu seperti memetik bunga mawar. Kau tahu mawar itu indah tapi kau juga tahu ia punya banyak duri. Dan cinta juga seperti itu. Orang yang mencintaimu pun juga harus bersedia mencintai keburukanmu. Mensyukuri bahwa batang yang berduri itu pun bisa berbunga mawar bukan membenci mawar yang bertangkai penuh duri. Dan bagaimanapun, seseorang pasti akan menemukan kebahagiaannya sendiri, jadi berbahagialah dengan itu semua.

Mereka spesial. Manisnya menggantikan kekecewaan, romantisnya menggantikan kesedihan. Meski dalam bingkai perbedaan, tetaplah hebat pada pribadi masing-masing.