Minggu, 24 Mei 2015

Konsep Kesederhanaan

Bagi saya hidup itu tidak boleh sederhana. Tapi hidup itu harus luar biasa, harus hebat, harus dahsyat. Sederhana itu dalam bersikap. Boleh jadi kita kaya luar biasa, harta banyak, pengaruh di mana-mana tapi sikap harus tetap sederhana.

Sejarah mencatat orang-orang hebat yang sikapnya begitu sederhana. Abdurrahman bin Auf misalnya, beliau adalah orang terkaya di zaman Nabi tapi sederhananya luar biasa. Penampilannya tidak beda dengan budaknya. Umar bin Khattab, beliau punya ladang sekitar 70.000 tapi hanya punya baju sekitar 3-5 pasang saja. Jadi, kaya tapi hidup sederhana. Yang ingin saya garis bawahi adalah bahwa sederhana itu tidak harus miskin, sederhana bukan berarti miskin. Sederhana itu tidak harus hidup pas-pasan.

Nabi kita, Muhammad SAW adalah orang kaya sebenarnya tapi sikapnya luar biasa sederhana. Alas tidurnya saja hanya pelepah kurma, pakaiannya pun begitu adanya. Makanannya kadang juga tidak ada. Kenapa? Bukan karena Nabi tidak punya makanan, beliau punya makanan tapi disedekahkan ke orang lain sementara beliau puasa. Jadi sekali lagi, sederhana bukan berarti tidak punya apa-apa. Nabi Muhammad SAW, untanya adalah unta terbaik pada zamannya. Jika beliau perlu sesuatu meskipun mahal tetap beliau beli tapi jika tidak perlu meskipun murah beliau tidak beli. Begitu pun dengan baju perangnya yang terbaik juga.

Sederhana itu dalam sikap. Produksi sebanyak-banyaknya, konsumsi sekedarnya dan distribusi seluas-luasnya. Manusia itu harus produktif dan menghasilkan yang banyak. Konsumsi pribadi harus sedikit mungkin tapi sisanya kita distribusi seluas mungkin. Silahkan berprestasi di mana-mana, silahkan kuasai harta sebanyak-banyaknya namun harus tetap sederhana dalam bersikap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar